Jumat, 08 Agustus 2014

Struktur Sosial Sosiologi SMA #SOSIOLOGI

A. Pengertian Struktur Sosial
              Struktur sosial adalah keseluruhan dari hubungan sosial yang
mencakup proses sosialisasi dam interaksi antar individu dalam
kehidupan sosial.
Para ahli sosiologi telah mengklasifikasikan struktur sosial
dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Struktur Kaku dan Struktur Luwes
               Struktur kaku (rigid) adalah struktur yang tidak dapat diubah.
Misalnya peristiwa yang dialami RD (Mantan Menteri Kelautan dan
Perikanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu). Ketika ditahan karena
terkait dengan kasus hukum dalam dana nonbudgeter DKP, ia masih
diminta oleh para mahasiswanya memberikan kuliah, karena belum
ada orang yang bisa menggantikan posisinya sebagai pengajar
(dosen).
                Struktur luwes (elastic) adalah kebalikan dari struktur kaku, di
mana perubahan-perubahan dalam pola susunannya dibiarkan
terjadi. Misalnya dalam sebuah rapat terbuka, penambahan jumlah
peserta rapat dibiarkan saja, karena dirasa semakin banyak orang,
akan semakin banyak pula ide-ide yang tercipta.

2. Struktur Formal dan Struktur Informal
                Struktur formal adalah struktur yang diakui oleh pihak yang
berwenang dengan ketetapan hukum. Misalnya koperasi, PT, CV,
Struktur pemerintahan, dan sebagainya.
Struktur informal adalah struktur yang nyata ada dan
berfungsi, tetapi tidak diakui oleh pihak yang berwenang. Misalnya
adat-istiadat, penggunaan pola bahasa “gaul”, dan sebagainya.

3. Struktur Homogen dan Heterogen
                 Struktur homogen adalah struktur sosial di mana unsur-unsur
di dalamnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar.
Misalnya dalam kesebelasan sepak bola. Dalam struktur itu, setiap
anggota diberi kesempatan yang sama, dan oleh karenanya juga
mempunyai pengaruh yang sama untuk memenangkan
pertandingan bagi kesebelasannya. Nama baik dan kesuksesan
kesebelasan itu bukan monopoli orang (pemain) tertentu, tetapi
milik bersama.
                  Struktur heterogen adalah struktur sosial yang unsur-unsur di
dalamnya tidak mempunyai kedudukan yang sama dalam memberi
pengaruh ke dalam dan ke luar. Misalnya dalam organisasi
kenegaraan, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya, di sini terdapat
unsur struktur yang mempunyai pengaruh paling besar sampai
paling kecil.

4. Struktur Mekanis dan Struktur Statistik
                   Struktur mekanis adalah struktur yang menuntut posisi yang
tetap sama dari anggota-anggotanya agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Misalnya struktur keluarga, di mana
kedudukan tiap-tiap anggota keluarga merupakan suatu mekanisme
yang tidak dapat ditukar/digantikan tanpa membawa kerugian.
Misalnya pada saat ayah sakit dan dirawat di rumah sakit,
sedangkan anak-anaknya masih kecil, maka kehidupan keluarga
akan terganggu, karena tidak ada yang menggantikan posisinya.
Struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi dengan
baik jika persyaratan jumlah anggota tertentu dipenuhi. Perubahan
dalam satu atau dua unsur tidak menimbulkan gangguan yang
berarti bagi seluruh struktur. Misalnya penambahan jumlah anggota
polisi, karena menyesuaikan jumlah pertambahan penduduk.

5. Struktur Kewibawaan dan Struktur Kerja Sama
                    Struktur kewibawaan adalah struktur atas dasar kewibawaan
yang dibuat oleh anggota-anggota dengan berpegang pada prinsip
yang mereka setujui bersama. Seluruh wewenang diserahkan
kepada unsur pimpinan. Misalnya struktur sosial dalam masyarakat
feodal, di mana para anggota masyarakat dituntut untuk taat pada
pemimpinnya tanpa mendapat kesempatan mengemukakan
pendapat dan mengambil keputusan.
Struktur kerja sama adalah struktur yang didasarkan atas
musyawarah. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat mengenai hal-hal yang bersangkutan
dengan apa dan bagaimana usaha bersama itu akan dilaksanakan.

6. Struktur Atas dan Bawah
                     Struktur atas adalah struktur yang diduduki oleh segolongan
orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya, misalnya kaum bangsawan, pejabat,
penguasaha, dan tokoh adat.
Struktur bawah adalah tempat bagi golongan masyarakat
bawah, seperti buruh, petani, gelandangan, dan sebagainya.

B. Unsur-unsur Struktur Sosial

1. Status Sosial
               Status sosial adalah kedudukan atau posisi seseorang didalam
kelompok masyarakat.
Berdasarkan cara memperolehnya status sosial dibagi menjadi
tiga:
a. Ascribed status, yaitu status sosial yang diperoleh dengan
sendirinya atau otomatis akan didapatkan karena faktor
keturunan.
b. Achieved status, yaitu status yang diperoleh melalui usaha yang
disengaja terlebih dahulu.
c. Assigned status, yaitu status yang diberikan oleh masyarakat
sebagai tanda penghargaan atas jasanya.

2. Peran Sosial
Peran sosial adalah suatu tingkah laku yang diharapkan dari
individu sesuai dengan status sosial yang disandangnya, sehingga
peran dapat berfungsi pula untuk mengatur perilaku seseorang.

3. Kelompok Sosial
Adalah sekumpulan orang yang memiliki norma-norma, nilai-
nilai, dan harapan-harapan yang sama, serta secara sadar dan
teratur saling berinteraksi.

4. Lembaga Sosial
Adalah seperangkat aturan atau norma yang terorganisir guna
menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan
manusia dalam kehidupan masyarakat.

C. Diferensasi Kelompok
                Kata “diferensiasi” berasal dari bahasa Inggris “ different ”
yang berarti berbeda. Sedangkan sosial berasal dari kata “ socius”
yang berarti kelompok atau masyarakat, sehingga secara definitif,
diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam
kelompok-kelompok tertentu secara horizontal (tidak bertingkat).
Pembedaan masyarakat tersebut didasarkan pada perbedaan ras,
etnis atau suku bangsa, klen, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin.
Pengklasifikasian ras dalam masyarakat antara lain:
1). Ras Kaukasoid, terdiri dari orang-orang kulit putih, meliputi ras
Kaukasoid Nordic, Mediterania, Alpin, dan Indik.
2). Ras Mongoloid, terdiri dari orang-orang kulit kuning, yang
meliputi subras Mongoloid Asia, Malaya (termasuk Indonesia) dan
Amerika/Indian.
3). Ras Negroid, terdiri dari orang-orang kulit hitam dengan rambut
hitam dan keriting, meliputi subras Negroid Afrika, Negrito,
Malenesia (termasuk orang-orang Papua) dan Austroloid.
4). Ras-ras khusus, meliputi: ras Bushman, dengan ukuran tubuh
sedang dan warna kulitnya coklat dengan rambut keriting; ras
Veddoid hampir mirip dengan Negrito hanya saja tubuhnya lebih
kecil; ras Polinesoid, dengan ukuran tubuh sedang, warna kulit
coklat, dan rambut hitam berombak; ras Ainu, dengan warna kulit
dan rambut mirip ras kaukasoid, tetapi bentuk muka ras
Mongoloid.

D. Stratifikasi Sosial
               Pelapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah
stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial berasal dari kata stratum
(lapisan) dan socius (masyarakat).
a. Pitirim A. Sorokin. Stratifikasi sosial diartikan sebagai
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat (herarkis).
b. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. Stratifikasi sosial berarti
sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
c. Soejono Soekanto. Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi
seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara
vertikal.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara vertical, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan
masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Stratifikasi Sosial adalah
1).Kekayaan, 2).Kekuasaan, 3).Kehormatan, 4).Pendidikan.
Sifat Stratifikasi Sosial:
1) Stratifikasi sosial terbuka. Dalam masyarakat dengan sistem
stratifikasi terbuka seorang atau kelompok anggota masyarakat
memiliki peluang atau kemungkinan yang besar untuk berpindah
ke kelompok, kelas atau lapisan sosial lainnya.

2) Dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup
seorang individu atau kelompok kemungkinan untuk pindah dari
satu golongan atau kelas sosial ke golongan atau kelas sosial lain
sangat kecil. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan
untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran (keturunan), sehingga masyarakat lebih bersifat statis,
terutama golongan atau kelas bawah, di antara mereka kurang
menunjukan cita-cita yang tinggi.

3) Stratifikasi sosial campuran. Dua sifat utama dari stratifikasi
sosial telah dikemukakan di atas, yakni terbuka dan tertutup.
Walaupun demikian, dalam kenyataan sehari-hari stratifikasi
sosial dalam masyarakat tidak hanya selalu bersifat terbuka atau
tertutup, akan tetapi juga bersifat campuran (gabungan) di antara
keduanya. Dalam masyarakat terdapat unsur-unsur yang
menggabungkan antara sifat yang terbuka dan tertutup. Misalnya
dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya
menerapkan sistem stratifikasi sosial tertutup, namun dalam
bidang-bidang atau unsur-unsur sosial lainnya seperti ekonomi,
budaya, dan lain-lain menggunakan sistem stratifikasi sosial
terbuka.

™Ascribed status: status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau
otomatis akan didapatkan karena faktor keturunan. Misalnya Status Sebagai Laki-laki Dan Perempuan

™Achieved status: status yang diperoleh melalui usaha terlebih dahulu. Misalnya Status Guru , Dan siswa.

™Assigned status: status yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda
penghargaan atas jasanya. misalnya Pahlawan , Dan Siswa Teladan.

Kelas sosial: penggolongan status sosial berdasarkan kriteria
ekonomi.
Konflik: pertentangan antaranggota masyarakat baik berkaitan
dengan peran ataupun status yang dimilikinya.
Klen: penggolongan masyarakat berdasarkan keturunan.
Kesenjangan sosial: perbedaan jarak antara kelas atas dengan kelas
bawah.
uality Control: proses pengawasan yang dapat menjamin bahwa
produk-produk yang dihasilkan lembaga dapat memenuhi standard
kualitas yang telah ditetapkan.
Peran sosial: dinamika dari status sosial yang disandang seseorang.
Status sosial: kedudukan atau posisi seseorang di masyarakat.
Stratifpkasi sosial: tinggi rendahnya kedudukan sosial di
masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar